Seperti biasa, pas pulang sekolah gue nunggu jemputan depan gerbang, duduk
bak pengemis jalanan tepat di depan gerbang masuk sekolah. Setelah beberapa
hari nunggu (wew, ditelantarin banget gue yak) akhirnya bokap dateng.
Sampai depan gang rumah gue, gue diturunin ama bokap, katanya bokap mo
cepet-cepet balik lagi ke kantor. Akhirnya dengan penuh perjuangan gue jalan ke
rumah, sendirian. Tapi untungnya, jarak antara rumah gue ama ujung gang cuman
yaa.. kurang-lebih 30 langkahlah.
Nyampe beranda, gue nyopot sepatu ama kaus kaki. Lalu gue mulai melangkah
ke arah pintu. dan tangan gue meraih gagang pintu, memutarnya, dan... apa yang
terjadi? Pintunya gabisa dibuka! PINTUNYA DIKUNCI! -ga, gue ga heboh kok.
Capslock gue aja yang jebol. Hihihihihihi. Biasanya pintu rumah emang selalu
dikunci.
Karena pintunya dikunci, gue coba manggil nyokap. Gue teriak-teriak udah
kek kesetanan, tapi hasilnya nihil. Ga ada yang jawab. Otak gue berpikir, pasti
ga ada orang. Terus, gue nyari kunci ditempat persembunyiannya. Tapi kuncinya
juga ga ada.
Gue coba teriak lagi, kali ini sambil keliling rumah, biar suara gue
kedengaran kesetiap sudut rumah. Tapi tetep aja, ga ada jawaban. Gue menengok
ke dalam rumah lewat jendela, semuanya terlihat gelap, 'mengerikan'. Otak gue
kembali berpikir, udah pasti ga ada orang di rumah.
Awalnya gue niat buat nunggu aja, tapi tiba-tiba muncul perasaan aneh. GUE
KEBELET PIPIS! - kali ini gue beneran heboh. Gue mencoba membuka pintu lagi,
tapi tetep gabisa - yaiyalah bego, kan pintunya dikunci. Gue menatap
pohon-pohon disekitar rumah gue dengan pandangan miris. Haruskah gue menjadi
manusia setengah anjing? Haruskah gue menyiram pohon-pohon itu dengan kencing
gue? Tidaaak.. Gue masih normal. Tapi keadaan semakin mencekam. Gue makin
kebelet, gamungkin buat gue menahannya. Oh Tuhan, bantulah hamba-Mu yang sedang
kebelet ini.
Tiba-tiba otak gue yang dari tadi kayaknya ga berfungsi menyuruh kaki gue,
tangan gue, kepala gue, tubuh gue, untuk segera pergi ke rumah tetangga, dan
bilang "Om, Tante, boleh minjam toiletnya?". Akhirnya, gue pun
terbebas dari rasa sakit yang amat sangat setelah melakukan perintah otak gue
yang agak 'lola' itu. Hoaaaa, lega......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar